Pruning yaitu memelihara pelepah daun yang produktif dalam jumlah tertentu dan membuang pelepah daun yang kurang produktif dengan mempertimbangkan kemampuan fotosintesa daun tidak terganggu, sehingga pertumbuhan vegetative dan generative tetap maksimal.
Pelepah yang tidak produktif yaitu pelepah yang menua dengan tanda matinya jaringan hidup yang terlihat jelas pada daun (kering).
Beberapa tujuan tunas pokok yaitu :
Melakukan sanitasi (kebersihan) tanaman, yaitu menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit.
Mempermudah pekerjaan panen – lebih cepat dalam memanen karena pelepah yang diturunkan sedikit,
Menghindari tersangkutnya brondolan di ketiak daun,
Mempermudah dalam melihat buah saat panen,
Memperlancar penyerbukan alami oleh kumbang penyerbuk,
Mempercepat daur ulang hara yang tidak perlu sehubungan dengan imobilisasi,
Susunan pelepah dapat mempertahankan kelembapan dan banyak terdapat akar aktif serta menahan erosi,
Untuk pertumbuhan yang optimal pada pohon kelapa sawit sebaiknya disimpan pelepahnya maximal mungkin supaya dapat tercapai photosintesis yang optimal, dengan adanya permukaan daun yang maximal. Produksi yang optimal.
Standart pelepah yang harus dipertahankan
Standart dibuat dengan mempertimbangkan photosintesis daun agar tidak terganggu, untuk mencapai tujuan pruning dan untuk mempertahankan produksi yang maksimal harus dihindari over pruning. Over pruning yaitu terbuangnya pelepah produktif yang dapat menurunnya produksi.
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pada tanaman belum menghasilkan dilakukan pruning awal atau biasanya disebut basal pruning dilakukan pada bulan ke-27 atau 1-2 bulan menjelang panen. Jumlah pelepah produktif harus sebisa mungkin dipertahankan – karena pada waktu tersebut jumlah pelepah belum optimum. Satu spiral paling bawah yaitu pelepah yang menempel ditanah dan telah tidak produktif dibuang/dipotong rapat ke pangkal.
Tanaman Menghasilkan
Pada TM muda yaitu TM 1 – 4 pelepah yang yang harus dipertahankan yaitu 7 – 8 spiral atau 56 -64 pelepah, biasa disebut sangga 3 yaitu tiga pelepah meyangga buah yang telah tua selanjutnya pemotongan mengikuti rata-rata air.
Pada TM remaja yaitu TM 5 – 10 pelepah yang harus dipertahankan yaitu 6 -7 spiral atau 48 – 56 spiral yang biasa disebut sangga 2.
Pada TM tua yaitu 5 – 6 spiral 40 – 48 spiral yang biasa disebut sangga 1.
Interval pruning
Pada TBM hanya dilakukan sekali saja, selanjutnya pada TM sesuai dengan kebijakan perusahaan apakah pruning dikerjakan dengan system paket oleh tenaga panen ?, dengan tujuan pruning dapat dikerjakan bersamaan dengan panen sehingga pelepah yang tidak produktif dapat cepat dipotong, dan akan dilakukan pemeriksaan kualitas pruning setiap 3 bulan.
Jika situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan paket pruning oleh tenaga panen karena interval panen yang tinggi saat buah puncak, maka perlu dibentuk team pruning tersendiri.
Penyusunan pelepah
Konsep dasar penyusunan pelepah yaitu berguna untuk menahan laju air hujan di permukaan tanah sehingga memberi waktu air hujan untuk meresap kedalam tanah lebih banyak dan pada tumpukan pelepah kelembapan bertahan cukup lama.
Sehingga dengan konsep tersebut diatas penyusunan pelepah pada topografi bergelombang atau berbukit yaitu melawan kontur tanah.
Pada areal datar penyusunan pelepah disusun bertentuk huruf T – pelepah disusun digawangan mati dan antar pokok,
Penyebab Overpruning
Pelaksanaan pruning pada musim produksi rendah,
Pemotongan pelepah yang tidak menghambat panen,
Salah prioritas untuk estetika pohon kelapa sawit,
Pelaksanaan pruning pada musim kemarau,
Efek Overpruning :
Meningkatnya produksi bunga jantan,
Mempercepat tingginya pohon kelapa sawit,
Mahkota pohon kelapa sawit menjadi kecil,
Mengurangi jumlah dan BJR.
Demikian pembahasan mengenai pruning, terima kasih
0 Response to "Tunas Pokok atau Pruning Kelapa Sawit"
Posting Komentar